4 sifat manusia menurut imam ghazali
Selagiinderanya ada bersama dengannya, orang itu dikatakan berada "dalam dunia ini". Apabila indera ini meninggalkan jasad dan hanya sifat-sifatnya yang perlu saja yang tertinggal. maka orang itu dikatakan telah kembali "ke akhirat". Semasa manusia itu berada dalam dunia ini, dua hal perlu baginya.
wwwgriyaalquran.id- Imam Al-Ghazali mengungkap 10 permata mulia inti Al Qur’an yang bias menjadi peta, arah, dan panduan bagi siapa pun yang ingin menyelami kedalaman samudera Al-Qur‘an. Dalam bukunya itu, Imam Ghazali seperti merangkum seluruh isi Al Qur’an. Seluruh kandungan Al Qur’an tak akan terlepas dari 10 permata yang ditulisnya.
ImamAl-Ghazali atau lengkapnya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali At-Thusi (w. 505/1111). kalau menghalangi jiwa mencapai tujuan. Masalah kebahagiaan menurut Al-Ghazali, kebahagiaan ukhrawi (al-sa’adah al-ukhrawiyah), bisa diperoleh jika persiapan dengan mengendalikan sifat-sifat manusia dan bukan dengan
Adanyasifat ini, manusia akan selalu bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 102, yang artinya: Baca Juga: 4 Tipe-Tipe Orang Wara' Menurut Imam Al Ghazali, Meninggalkan Segala yang Syubhat. Wakaf dan Hibah, Terungkap Ini Perbedaannya.
Namun berlebih-lebihan hingga menjadi dominan pikiran manusia akan berdampak negatif. Imam Ghazali mengatakan bahwa Setan akan bersarang dan bertelur dalam hatinya. 5. Tamak untuk mendapat perhatian atau cinta orang lain. Itulah beberapa pintu masuk setan ke dalam hati manusia. Setiap sifat atau perilaku buruk dalam diri manusia menjadi
Tak Ingin Usai Lirik. Secara filosofis, memandang manusia berarti berpikir secara totalitas tentang diri manusia itu sendiri, struktur eksistensinya, hakikat atau esensinya, pengetahuan dan perbuatannya, tujuan hidupnya, dan segi-segi lain yang mendukung, sehingga tampak jelas wujud manusia yang sebenarnya. Jika kita 118A. Mudjab Mahali, Pembinaan Moral di mata Al-Ghazali, Yogyakarta BPFE. 1984 cet 1. pahami manusia sebagai makhluk historis, karena keberadaannya mempunyai sejarah, ia senantiasa berubah dari masa ke masa, baik pola pikir maupun pola hidupnya. Oleh karena itu, manusia dalam kurun waktu tertentu berbeda dengan manusia dalam kurun waktu yang lain. Dalam kaitannya dengan eksistensi manusia, perbedaan itu terletak hanya pada unsur dan sifatnya yang kasat mata, sedang hakikatnya adalah Al-Ghazali sebagai filosuf Muslim yang hidup di Abad pertengahan tidak terlepas dari kecendrungan umum zamannya dalam memandang manusia. Karya-karyanya baik dalam bidang filsafat maupun tasawuf, yang mengupas tentang manusia dapat dipahami bahwa esensi atau hakikat manusia adalah jiwanya, jiwa merupakan identitas tetap manusia. Jiwa manusia merupakan subtansi Immaterial yang berdiri sendiri, ia tidak terdiri dari unsur-unsur yang membentuknya, sehingga ia bersifat kekal dan tidak hancur. Imam Al-Ghazali membagi struktur kerohanian manusia menjadi empat unsur, yaitu qalb, ruh, nafs, dan akal. Keempat unsur tersebut masingmasing mempunyai dua arti. qalb hati Pengertian pertama adalah berupa fisik, yakni sebagai daging berbentuk sanubari yang ada disisi kiri dada, sementara pada sisi dalamnya ada lubang yang berisi darah yang merupakan sumber ruh yang kedua diartikan secara lebih halus, yaitu yang berkaitan dengan rabbaniyah ketuhanan, rohaniyah kerohanian. Hati dalam arti 119Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1998, h. 30 120Al-Ghazali, Raudhoh Taman Jiwa Kaum Sufi, terj. Mohammad Lukman Hakiem, Surabaya Risalah Gusti, 1997, h. 47 yang lebih halus inilah yang disebut hakikat manusia. Hati inilah yang mengenal manusia, yang diajak bicara, yang disiksa, yang dicela dan Kedua, kata ruh, yang juga mempunyai dua arti sekaligus, arti pertama adalah fisik yang lembut, dalam, mengandung darah hitam bersumber dari lubang kalbu jasmani. Melalui otot dan tulang darah tersebut mengalir keseluruh tubuh. Pancaran cahaya kehidupan, rasa, penglihatan, pendengaran dan bau yang muncul dari ruh tersebut, yang identik dengan pancaran cahaya lampu keseluruh ruangan rumah. Kehidupan dimisalkan sebagai cahaya yang menyinari seluruh dinding, dan ruh itu sendiri adalah lampu. Mengalirnya ruh dan geraknya dalam batin semisal geraknya lampu ke sisi-sisi rumah, yang digerakkan oleh penggeraknya. Para dokter misalnya, manakala mengucapkan kata ruh, dimaksudkan arti tersebut ialah kedalaman yang lembut yang dimatangkan oleh energi kalbu, sedangkan arti kedua adalah sebagai latifah alimah yang memahamkan pada diri manusia, sekaligus sebagai salah satu arti makna qalbu, makna inilah yang dikehendaki oleh Allah dalam firman-Nya “Dan mereka bertanya kepadamu Muhammad tentang ruh, katakanlah, ruh itu termasukurusan tuhanku”QS. Al-Isra’ 85 Ketiga, nafs. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, nafs nafsu dipahami sebagai dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik, padahal dalam Al qur’an nafs tidak selalu berkonotasi negatif. Al-Nafs menurut Imam Al-Ghazali mempunyai dua arti, pertama adalah kekuatan hawa marah dan syahwat yang dimiliki oleh manusia. Pengunaan kata nafs yang terbiasa dalam tradisi sufi adalah keseluruhan sifat-sifat manusia yang tercela, karena itulah mereka sering menegaskan kata-kata, “berperang melawan nafsu dan memecah syahwat adalah suatu keharusan. Apabila nafs menenggelamkan diri dalam kejahatan, mengikuti nafsu amarah, syahwat dan godaan syetan, maka dinamakan nafs al amarah. Bahkan dalam hal ini Imam Al-Ghazali mengatakan “jadikanlah sebuah kekalahan dalam jiwamu nafs. Maksudnya adalah himbauan agar memposisikan jiwa pada poros bawah, sehingga jiwa nafs tidak merajalela menerjang syari’at. Sedangkan nafs dalam pengertian yang kedua adalah merupakan hakikat diri dan dzat manusia,122 namun disifati dengan sifat-sifat yang berbeda-beda menurut perbedaan situasi dan kondisinya. Apabila nafs berada dalam kondisi tentram di bawah perintahnya dan menolak segala bentuk syahwat, maka disebut sebagai nafsul mutmainnah sebagai mana firman-Nya “Hai nafsu yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas yang di ridha’i-Nya”QS. Al- fajr27-28. Istilah keempat adalah al aql akal. Masyarakat pada umumnya mengartikan akal sebagai pusat segala kecakapan yang dimiliki manusia, karena akal dapat menjadi tolak ukur kecakapan manusia. Adapula yang mengartikan akal dengan otak. Imam Al-Ghazali juga membagi pengertian akal menjadi dua bagian. Pertama akal merupakan pengetahuan mengenai hakikat segala sesuatu, dalam hal ini akal diibaratkan sebagai sifat ilmu yang terletak dalam hati. Adapun pengertian yang kedua adalah akal rohani yang memperoleh ilmu pengetahuan itu sendiri al mudrik li al ulum yang tak lain adalah jiwa al qalb yang bersifat halus dan menjadi esensi manusia. Penggunaan keempat istilah diatas menunjukkan bahwa kajian Al Ghazali terhadap esensi manusia sangat mendalam, menyertai sepanjang perkembangan pemikirannya. Saat berbicara tentang filsafat, ia lebih sering menggunakan kata nafs dan akal, sedangkan ruh dan qalb lebih banyak dijumpai dalam kitab-kitabnya yang ditulis setelah menekuni tasawuf. Akan tetapi hal itu tidak mengubah pandangannya tentang esensi manusia. Ditampilkannya term-term itu kemungkinan besar didasari oleh keinginan untuk menggabungkan konsep-konsep filsafat, tasawuf dan syara’, sebab kata nafs dan akal sering digunakan para sufi. Sedang dalam al-Qur’an, kata ruh, nafs dan qalb digunakan untuk kesadaran manusia, lain, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa tabi’at manusia ada empat unsur yang menjelma dalam sifat yang dikenal dengan nama kebinatangan, kekasaran, kesetanan, dan kemalaikatan kesucian124. Oleh karena itu, tidak heran apabila dalam tabi’at seseorang muncul perbuatanperbuatan seperti babi, syetan dan alim. Dalam hal ini, bukan berarti setiap perbuatan manusia yang mencerminkan binatang disebabkan mutlak karena unsur yang ada didalamnya. Akan tetapi manusia dengan dikaruniai akal adalah untuk berfikir. Akal yang bersih bila dimiliki selalu bertujuan menolak hal hal yang buruk yang ada pada setan. 123Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Al-Ghazali esensi manusia subtansi immaterial yang berdiri sendiri, bersifat ilahi berasal dari alam al amr, tidak bertempat didalam badan, bersifat sederhana, mempunyai kemampuan mengetahui dan menggerakkan badan, diciptakan, dan bersifat kekal pada dirinya. Ia berusaha menunjukkan bahwa keberadaan jiwa dan sifat-sifat dasarnya tidak dapat diperoleh melalui akal saja, tetapi dengan akal bersama syara’.125 Salah satu umat Islam yang memiliki ide-ide hebat dan dikenal sebagai pembaharu mujaddid, antara lain adalah Al-Gazali. Kondisi sosial budaya pada saat itu, yaitu munculnya ketidakstabilan politik yang berdampak pada fragmentasi umat Islam, penghancuran agama dan Situasi ini membuatnya menjadi pahlawan dan Pembela Islam Argumentator hujjah al-Islam sebagai tanggung jawabnya untuk memperbaiki pikiran buta dan tindakan yang mengguncang kehidupan Muslim. Di antara tujuan pendidikan yaitu sebagai media dalam membangun kedekatan pada Allah swt. Sehingga, kurikulum yang disajikan harus mencakup tiga istilah, yang disebut jasmaniyah, 'aqliyyah dan akhlaqiyyah. Pendapat ini didasarkan pada dua pendekatan, Fiqhdan Sufisme. Pemikiran ini tampak sistematis dan komprehensif, serta konsisten dengan sikap dan kepribadian sebagai Sufi dan Faqih. Konsep pendidikan yang ditawarkan, jika diterapkan di masa sekarang tampaknya masih sesuai. Disamping 125M. Yasir Nasution, Manusia Menurut Al-Ghazali, JakatraRaja Grafindo Persada. 1996, 126Rosif,Dialektika Pendidikan Etika Dalam Islam Analisis Pemikiran Ibnu Maskawaih. Jurnal Pendidikan Agama Islam, III2, 393-417. itu, kebutuhan harus disempurnakan sesuai dengan pengetahuan lokal di mana pendidikan dilaksanakan. Sampai saat ini, pemikiran Islam yang dikemukakan oleh Al-Ghazali merupakan sekolah yang dominan dalam hal teori dan praktik Islam dan, khususnya, Islam Sunni. Dengan perawakan intelektualnya yang luar biasa dan pengetahuan ensiklopediknya, Al-Ghazali telah mempengaruhi pemikiran Islam dan mendefinisikan praktiknya selama hampir sembilan abad. Dia adalah perwakilan dari 'perdamaian Islam'. Selama tiga dekade terakhir, arus baru 'Islam agresif' telah muncul dan berkembang pesat, dan berusaha untuk menguasai dunia Islam. Beberapa pengamat melihat tren ini sebagai gerakan kebangkitan baru, sementara yang lain menganggapnya sebagai ancaman tidak hanya bagi negara-negara Islam, tetapi ke seluruh dunia, dan sumber destabilisasi, membawa Islam dan Muslim kembali empat belas abad. Gerakan baru ini mengambil landasan intelektualnya dari ajaran Abu-l-A'la al-Maududi, Sayyid Qutb dan Ruhollah Khomeini, serta pengikut garis keras mereka yang aktif di sejumlah negara. Ia mengadvokasi proklamasi masyarakat sebagai tidak senonoh, penghapusan paksa rezim-rezim yang ada, perebutan kekuasaan dan perubahan radikal dalam gaya hidup sosial; itu agresif dalam penolakannya terhadap peradaban modern. Para pakar tren ini berpendapat bahwa Islam, yang dianut dan dipraktekkan selama berabadabad, memberikan solusi untuk semua masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan yang dihadapi dunia Arab dan Islam, dan memang seluruh planet. Perjuangan antara pemikiran al-Ghazali dan al-Maududi masih berjalan dan mungkin menjadi salah satu faktor terpenting dalam membentuk masa depan dunia Arab dan Islam. Apa pun hasil pergulatan ini, al-Ghazali tetap menjadi salah satu filsuf paling berpengaruh meskipun ia keberatan untuk digambarkan seperti itu dan pemikir tentang pendidikan dalam sejarah Islam. Biografi-Nya sebagai seorang siswa dalam pencarian pengetahuan, sebagai seorang guru yang menyebarkan pengetahuan dan sebagai seorang sarjana yang mengeksplorasi pengetahuan memberikan ilustrasi yang baik tentang cara hidup siswa, guru, dan sarjana di dunia Islam pada Abad Pertengahan 19. Al-Ghazali menyamakan pendidikan moral dengan habituasi. Kausalitas memegang tempat yang menonjol dalam landasan filosofis dari teorinya tentang pendidikan moral. Meskipun Al-Ghazali merekomendasikan pendidik untuk menggunakan habituasi untuk mengembangkan kebajikan, ia akhirnya menyatakan bahwa tidak ada hubungan kausal tertentu antara pendidikan moral dan pembiasaan dan orang harus berharap untuk bantuan Tuhan dan menyampaikan Rahmat-Nya. Al-Ghazali melihat jika anak berupaya menerima ajaran dan pembiasaan hidup yang baik, maka ia menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Konsep yang ditawarkan oleh Al-Ghazali yaitu a. Tujuan Pendidikan. Dalam pandangan Al-Ghazali tujuan pendidikan sebagai media untuk lebih membangun kedekatan dengan Allah SWT. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kedengkian, kebencian dan permusuhan. Rumusan ini akan membangun sikap zuhud dan adanya sifat qana’ah. b. Pendidik. Konsep Al-Ghazali terhadap kriteria seorang pendidik. Antara lain 1 Guru memiliki kewajiban untuk mencintai muridnya seperti anaknya. 2 Guru diharapkan memiliki keikhlasan dalam mengajar dengan tidak mengharapkan imbalan dari pekerjaannya sebagai guru. Imbalan yang diperolehnya berupa pengemalan ilmu pengetahuan yang diperolehnya oleh anak didik. 3 Guru memiliki kewajiban untuk memberikan motivasi supaya mencari ilmu yang memiliki manfaat baik dunia maupun akhirat. 4 Dalam melakukan proses pengajaran guru harus mampu menyesuaikan kemapuan integensi yang dimiliki oleh anak didik. 5 Guru memiliki kewajiban dalam memberi contoh etika dan keteladanan dalam bersikap seperti berjiwa halus, sopan, lapang dada, murah hati dan berakhlaq mulia. 6 Guru harus menanamkan hakikat keimanan pada anak didiknya, sehingga akal fikirannya diwarnai dengan nilai-nilai keimanan. Dalam pandangan al-Ghazali, hakikat manusia memiliki tiga kekuatan, diantaranya pengetahuan, emosi dan ambisi. Dan diantara tiga kekuatan itu yang menjadi utama adalah kekuatan pengetahuan. Konsep akhlak yang di bangun oleh Al-Ghazali adalah adalah doktrin jalan tengah sebagai dasar keutamaan akhlak diataranya arif, penahanan nafsu, berani, dan adil, serta yang menjadi ukurannya adalah akal dan syariat. Pendidikan Akhlak mulia memiliki tujuan terbentuknya manusia yang memiliki kezuhudan duniawai dan memiliki cinta pada Allah SWT, serta memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi dengan tunduk pada akal dan syariat. Materi pendidikan akhlak yang ditawarkan adalah bentuk-bentuk akhlak terpuji dalam pandangan syariat sedangkan metodenya yaitu bentuk anugerah Ilahi dan kesempurnaan fitri, pembiasaan, mujahadah, serta riyaah. Dengan demikian al-Ghazali menempatkan orang tua sebagai pendidik awal dalam membentuk akhlak anak. Sebab setiap anak yang dilahirkan masih suci dari segala jenis dosa dan kesalahan. Bagi al-Ghazali orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah yang baik bagi anak karena pasti memiliki pengaruh dalam proses pembentukan akhlaknya. Al-Ghazali membagi sistem pendidikan akhlak menjadi dua yaitu sistem pendidikan formal dan pendidikan non formal. Sistem pendidikan non formal diawali dalam pendidikan lingkungan keluarga dan faktor makanan dan minuman yang yang di konsumsinya. Pendidikan keluarga dalam pandangan al-Ghazali memegang peran yang sangat penting dalam menyiapkan pribadi anak yang memiliki moralitas yang baik. Orang tua memiliki kewajiban untuk memperhatikan perkembangan fisik dan psikis anak, dimulai dari pada saat anak sudah bisa membedakan sesuatu tamyiz sampai pada tingkat pergaulan lingkungan sosial anak. Sistem pendidikan keluarga yang dibangun oleh al-Ghazali tidak lepas dari keteladanan orang tua dalam memberikan pembiasaan reward dan punisment. Anak membutuhkan pujian atau reward manakala memberikan prestasi perkembangan akademik maupun perilakunya misalnya kemampuan menghafal Al quran dan hadits begitu pula sebaliknya anak akan memperoleh punisment atau hukuman ketika ada kesepakatan orang tua dan anak yang tidak ditaati. Di samping pola asuh yang menjadi esensi dari pemikiran al-Ghazali terhadap pembentukan kepribadian anak, faktor lain yang menjadi penentu adalah makanan dan minuman yang diberikan orang tua pada anak. Faktor makanan dan minuman memiliki pengaruh terhadap perkembangan psikis anak. Pada aspek Pendidikan formal yang tawarkan oleh al-Ghazali dalam pembentukan kepribadian anak terletak pada kompetensi guru atau mursyid. Guru diangap memiliki peran yang cukup signifikan dalam membangun keilmuan yang diberikan pada muridnya. Dalam Hal ini al-Ghazali memberikan beberapa syarat bagi seorang guru atau mursyid sebelum memberikan pengajaran pada muridnya antara lain guru wajib menjadi suri tauladan yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Guru diharapkan tidak menerima imbalan apapun terhadap apa yang diajarkan dan memiliki tanggung jawab terhadap keilmuan yang diajarkan pada muridnya. Selanjutnya murid memiliki kewajiban untuk lebih menjaga kebersihan hati, tidak memiliki kesombongan dari ilmu yang diperolehnya. Konsep pemikiran Al-Ghazali diatas sungguhnya memiliki tujuan supaya lebih diniatkan untuk menjaga kedekatan dengan Allah tidak untuk mengharapkan kepemimpinan, harta dan pangkat.
loading...Imam Ghazali perjalanan manusia di dunia ini bisa dikelompokkan dalam empat tahap - yang inderawi, eksperimental, instingtif dan rasional. Foto/Ilustrasi Ist Imam al-Ghazali menyebut perjalanan manusia di dunia ini bisa dikelompokkan dalam empat tahap - yang inderawi, eksperimental, instingtif dan rasional. Dalam bukunya berjudul "The Alchemy of Happiness" dan diterjemahkan Haidar Bagir menjadi " Kimia Kebahagiaan ", Imam al-Ghazali menjelaskan dalam tahap yang pertama ia seperti seekor rayap yang, meskipun memiliki penglihatan, tak punya kemampuan mengingat dan akan menghapuskan dirinya terus-menerus pada lilin yang sama. Baca Juga Tahap kedua, ia seperti seekor anjing yang, setelah sekali digigit, akan lari ketika melihat sebatang rotan pemukul. Pada tahap ketiga, ia seperti seekor kuda atau domba yang, secara instingtif, terbang seketika tatkala melihat seekor macan atau srigala - musuh-musuh alaminya - sementara mereka tak akan lari jika melihat seekor unta atau kerbau, meskipun kedua binatang ini lebih besar ukurannya. Di dalam tahap yang keempat manusia sama sekali mengatasi batas-batas binatang itu sehingga mampu, sampai batas tertentu, meramalkan dan mempersiapkan diri bagi masa depan. Gerakan-gerakannya pada mulanya bisa dibandingkan dengan berjalan biasa di atas tanah, kemudian menyeberangi laut dengan sebuah kapal, kemudian pada pendaratan keempat - ketika ia sudah akrab dengan hakikat-hakikat - berjalan di atas air. Baca Juga Sementara itu, di balik dataran ini masih ada dataran kelima yang dikenal oleh para nabi dan wali yang bisa dibandingkan dengan terbang mengarungi kata Imam al-Ghazali, manusia punya kemampuan untuk dada pada berbagai dataran yang berbeda, mulai dari dataran hewaniah sampai dataran malaikat. Dan persis dalam hal inilah terletak bahayanya, yaitu dari kemungkinan jatuh ke dataran yang paling rendah. Di dalam al-Qur'an tertulis, "Telah Kami tawarkan yaitu tanggung jawab atau kehendak bebas kepada lelangit dan bumi serta gunung-gunung; mereka menolak untuk menanggungnya. Tetapi manusia mau mananggungnya. Sesungguhnya manusia itu bodoh." "Tidak hewan tidak pula malaikat bisa mengubah tingkat dan tempat ia ditempatkan," ujar Imam al-Ghazali. "Tetapi seseorang bisa tenggelam ke dataran hewaniah atau terbang ke dataran malaikat, dan inilah arti dari 'penanggungan beban' sebagaimana disebutkan di atas oleh al-Qur'an," jelasnya. Menurut Imam al-Ghazali, sebagian besar manusia memilih untuk berada di dua tahap terendah tersebut di atas, dan yang tetap tinggal biasanya selalu bersikap bermusuhan dengan orang yang bepergian atau musafir yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Baca Juga Temuan Ahli Ilmu KalamBanyak orang dari kelas yang disebut terdahulu, karena tidak memiliki keyakinan yang teguh tentang dunia yang akan datang, ketika dikuasai oleh nafsu-nafsu inderawi, menolaknya sama sekali. Mereka berkata bahwa neraka adalah suatu temuan para ahli ilmu kalam belaka untuk menakut-nakuti orang. Mereka memandang para ahli ilmu kalam dengan penghinaan terbuka. "Berdebat dengan orang-orang seperti ini sedikit sekali manfaatnya. Meskipun demikian, ada yang bisa dikatakan pada orang yang seperti ini yang mungkin bisa membuatnya berhenti dan merenung," ujar Imam al-Ghazali. "Benarkah anda sungguh-sungguh berpikir bahwa nabi dan wali yang percaya pada kehidupan masa akan datang semuanya salah dan anda, yang menolaknya, benar?" Jika ia menjawab, "Ya," saya sedemikian yakin - sebagaimana saya yakin bahwa dua lebih besar daripada satu - bahwasanya jiwa dan kehidupan masa depan dalam bentuk kebahagiaan maupun hukuman itu tidak ada, maka manusia seperti itu sudah tidak mempunyai harapan lagi. Yang bisa diperbuat hanyalah meninggalkannya sendiri sembari mengingat kata-kata al-Qur'an, "Meskipun kau peringatkan mereka, mereka tak akan ingat."Tetapi jika ia berkata bahwa kehidupan masa depan adalah suatu kebolehjadian, hanya bahwa doktrin itu penuh mengandung keraguan dan misteri, sehingga tidak mungkin untuk bisa memutuskan benarkah hal itu atau tidak, maka seseorang bisa berkata kepadanya, "Jika demikian, sebaiknya anda selesaikan baik-baik keraguan itu." Baca Juga
4 Sifat Manusia – Karakter manusia yang paling mendasar dibagi menjadi 4 macam. Diantaranya yaitu korelis, melankolis, sanguinis dan plegmatis. Masing-masing dari sifat manusia tersebut pasti memiliki kelebihan dan manusia inilah yang menjadi dasar pemikiran atau cara seseorang untuk menentukan langkah dalam suatu tindakan. Sebagai contoh saat kita berbisnis dan besosialisasi kepada orang lain. Pengetahuan tentang sifat manusia ini juga sangat penting bagi kita untuk meminimalisir fikiran negatif kita kepada orang lain dan memaksimalkan fikiran positif yang ini merupakan penjelasan singkat tentang 4 sifat dasar manusia mulai dari kelebihan sampai kekurangannya. Diantaranya adalah1. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Korelis “Si Kuat”Kelebihan dari Sifat Manusia, KorelisKekurangan dari Sifat Manusia, Korelis2. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Melankolis “Si Sempurna”Pengalaman Sifat Manusia MelankolisKelebihan dari Sifat Manusia, MelankolisKekurangan dari Sifat Manusia, Melankolis3. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Sanguinis “Si Superstar”Kelebihan dari Sifat Manusia, SanguinisKekurangan dari Sifat Manusia, Sanguinis4. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Plegmatis “Si Cinta Damai”Kelebihan dari Sifat Manusia, PlegmatisKekurangan dari Sifat Manusia, Plegmatis1. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Korelis “Si Kuat”Gambar via worldfables[dot]wordpress[dot]comSisi negatifnya korelis ini adalah mereka orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat karena memang sifat keproduktivitasnya tinggi. Mereka juga mudah sekali marah dan berprilaku kasar. Jadi kalau ketemu temen yang suka berkata kasar, kerjanya uring uringan dan gampang marah dialah juga menyukai kontoversi dan pertengkaran serta sangat bertolak belakang dengan sifat plegmatis yang cinta damai. Sifat mereka juga kurang bersimpatin dengan sesama, suka memanipulasi dan memperalat orang lain serta kalau lagi salah susah banget meminta koleris sedikit mirip dengan sanguis mereka mudah bergaul dan optimistis. Mereka juga dapat berkomunikasi dengn baik serta terbuka dengan orang lain. Tipe orang korelis seperti ini cocok sebagai seorang dari Sifat Manusia, KorelisSenang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktifMempunyai tekad keras dan pasti untuk mencapai suatu tujuan/targetSangat membutuhkan perubahan dan harus mengevaluasi kesalahanBerani menghadapi masalah dan tantangan“Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, sedangkan hari esok harus lebih baik lagi dari hari ini”.Mencari solusi praktis dan bergerak cepatMembuat dan menentukan tujuanMengorientasikan pekerjaan dan berfokus pada produktivitasTerdorong oleh tantangan dan tantanganTidak begitu membutuhkan temanBebas dan mandiriBersedia memimpin dan mengorganisasiUmumnya benar dan mempunyai visi ke depanUnggul saat kondisi daruratKekurangan dari Sifat Manusia, KorelisTidak sabaran dan mudah marah tidak taktis dan kasarSuka memerintahTerlalu bergairah dan tidak suka/susah untuk bersantaiSuka dengan kontroversi dan pertengkaranTerlalu kaku dan kuat/keras kepalaTidak suka dengan air mata dan emosi tidak yang simpatikTidak mau kritis atau terlalu rinci maupun yang sepele dan bertele-teleSering membuat keputusan dengan tergesa-gesaGemar memanipulasi dan menuntut orang lain atau cenderung memperalat orang lainMenghalalkan semua cara demi tercapaitujuannyaWorkaholics kerja merupakan “tuhan”-nyaSangat sukar mengakui kesalahannya dan meminta maafMungkin selalu benar namun tidak populer2. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Melankolis “Si Sempurna”Masih ingat dengan lirik lagunya Andra and the Backbone yang berjudul sempurna? Kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah. Nah pas banget dengan sifat si melankolis atau si sempurna ini. Kalau ketemu temen yang orangnya teratur, pemikir, romantis, sensitip, dapat dipastikan % dia adalah tipe orang melankolis memiliki rasa empati yang tinggi, tidak jarang kalau ada temen yang sedang ada masalah lari menuju si melankolis ini. Karena dialah orang pertama yang mau merasakanya bahkan menjadi pendengar curhatan yang palig baik. Selain rasa empati yang tinggi, melankolis juga romantis banget hloo serta jago bikin puisi melankolis punya bakat perfeksionis harus Sifat Manusia MelankolisSaya pun merasakan, seperti ketika hendak membuat artikel ini kadang kalau ada yang kurang cocok bakalan mengeditnya hingga ratusan kali. Selain perfeksionis, melankolis juga tipe pemikir, orang dengan tipe kepribadian ini cenderung mempunyai rasa seni yang tinggi, suka dengan gambar, grafik serte sejenisnya. Memiliki cukup bakat untuk menjadi seorang seniman musik ataupun melakolis terkadang suka sekali namanya pengorbanan, bahkan mengorbankan diri mereka sendiri hanya demi orang lain, tidak suka menonjolkan diri cenderung low profile lebih memilih untuk bekerja dibalik layar, seperti tidak mau cukup untuk membanggakan diri sebagai melankolis. Saatnya kita bahas dari sisi jeleknya si melankolis, hehe. Tipe sifat manusia melankolis ini super sensitif, bahkan kita tiup saja, yang ia rasakan seperti ditabok. Mereka lebih nyaman dengan menyendiri, terkadang juga terjebak dimasalalu bersama ribuan kisah sedih sambil meratapi nasib dan membesar besarkan masalah, mengapa aku seperti umumnya si melankolis tertutup, kalau punya masalah biasanya diumpetin, kalaupun dibagi, pastilah dibagi dengan orang yang paling diapercaya entah keluarga ataupun teman jadi, kalau kita dicurhati sama si melankolis kita termasuk orang kepercayaannya. Dijaga baik baik kepercayaanya .Terkadang si melankolis suka meremehkan diri sendiri, padahal apa yang dikerjakanya bisa saja lebih bagus dengan orang lain. Dalam istilahnya rumput tetangga lebih hijau dan juga takut dengan kegagalan. Inti pikiranya terhadap diri sendiri negatif mulu, idealis, kalau dirasa ada sesuatu yang tidak sesuai keinginannya, mereka kadang agak dari Sifat Manusia, MelankolisAnalitis, penuh pikiran, dan mendalamSerius dan bertujuan, serta berorientasi pada jadwalMusikal, artistik, dan kreatif puitis & filsafatBersedia mengorbankan diri sendiri dan idealisMemiliki standar tinggi dan perfeksionisSuka dengan hal yang rinci, tekun, teratur dan serba tertib rapiMeninjau masalah dan mencari pemecahan yang kreatif sering terlalu kreatifHematKalau sudah memulai, pasti dituntaskanBerteman dengan hati-hatiSensitifMenghindari perhatian dan puas di belakang layarBersedia mendengar keluhan, mengabdi, dan setiaSangat memperhatikan orang lainKekurangan dari Sifat Manusia, MelankolisGampang merasa bersalah dan mempunyai citra diri rendahMengingat hal yang negatifLebih berorientasi pada cara daripada tercapainya suatu tujuanCenderung melihat masalah dari sisi negatif murung dan tertekanTertekan pada situasi yang tidak sempurna dan berubah-ubahSulit bersosialisasiStandar yang terlalu tinggi sehingga sulit dibuat senangSering melewatkan banyak waktu hanya untuk menganalisa dan merencanakan if..if..if..Hidup berdasarkan definisiMembutuhkan persetujuanSuka kritik, tetapi sangat sensitif terhadap kritikyang menentang dirinyaMemiliki rasa curiga yang besar skeptis terhadap pujianTidak mudah mengungkapkan perasaan cenderung memendam kasih sayang3. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Sanguinis “Si Superstar”Gambar via hypnopublicspeaking[dot]comSaatnya kita bahas si sanguinis, tipe orang yang terkenal dengan banyak omongnya, dan mempunyai kemampuan komunikasi yang baik serta mengusai mempunyai hasrat untuk bersenang-senang yang tinggi, mereka senang akan ketenaran, kasih sayang, perhatian, serta dukungan dari orang sanguinis juga memiliki rasa optimis yang tinggi, humoris dan gampang bergaul. Emosi mereka layaknya plegmatis yang cepat mereka seperti menangis bombay, namun bebeapa waktu kemudian terlihat bersuk ria. Mereka juga mudah mengutarakan joke sehingga membuat orang disekitarnya negatif dari sangunis adalah orang yang umumnya berfikiran pendek, tidak teratur dan sulit untuk mudah stres jika terjebak pada situasi yang tidak menyenangkan karena orang sanguis terlalu takut untuk tidak populer. Jadi kalau dalam sebuah kelompokmu ada orang yang suka banyak omong, dialah si superstar dari Sifat Manusia, SanguinisEkspresif dan antusiasBanyak bicaraPenuh dengan rasa ingin tahu dan ceriaSecara fisik memang pendengar, demonstratif, dan emosionalOrientasi hidup di masa sekarangKekanak-kanakan namun berhati tulusBiasanya hebat di permukaanMoodnya mudah berubah-ubah banyak keinginan/kegiatanGampang berteman dan menyukai orang lainSuka kumpul dan berkumpul untuk bertemu dan ngobrolIngin menjadi perhatian dan suka dengan pujianSering dicemburui orang lain karena sifatnya yang menyenangkanSuka dengan hal-hal yang spontanMengambil inisiatif dan menghindari kegiatan yang membosankanGampang memaafkan kesalahan tidak menyimpan rasa dendamKekurangan dari Sifat Manusia, SanguinisGampang ikut-ikutan atau terhasut oleh keadaan atau orang lainSuara dan tertawa yang keras terlalu kerasRentang Konsentrasi Pendek RKPSulit untuk diamMembesar-besarkan suatu hal / kejadianSering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepeleSuka menyela dan sulit mendengarkan percakapan sampai tuntas ingin selalu mendominasi percakapanDalam bekerja lebih banyak bicara dan melupakan kewajiban antusias pada awalnya saja Sulit datang tepat waktuEgoistisPrioritas kegiatan sering berantakanSuka mengulangi cerita-cerita yg sama dan sering berdalihSering mengambil masalah orang lain, seolah-olah menjadi masalahnyaCepat berubah-ubah moodKonsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”4. 4 Sifat Manusia Karakter dari Sifat Plegmatis “Si Cinta Damai”Gambar via inspirationalstorytellers[dot]comIni nih yang terakhir si cinta damai. Agak susah juga sih menjelaskan sifat yang bukan sifat kita sendiri. Tapi tidak mengapalah, nggak ada salahnya juga dicoba. Orang dengan kaum plegmatis ini umumnya menghindari konflik. Mereka memilih netral, karena bagi mereka perdamaian adalah nomer satu, cinta damai bangetlah itu mereka juga baik hati, pribadinya tenang, rendah hati dan juga penyabar serta terlihat kalem. Banyak dari sifat plegmatis ini memiliki daya humor yang tinggi dan tentunya asyik untuk diajak diatas tadi si melankolis cenderung memilih menyendiri, berbeda dengan si plegmatis karena sifat pendegar kalau ada orang yang berbicara sedang kita memperhatikan ada seorang teman yang lebih asik mendengarkan dialah si plegmatis. Sehingga saat kita sedang butuh teman curhat, pilihlah si plegmatis ini. Itu tadi sisi baiknya dari seorang plegmatis dan sekarang kita lihat dari sisi buruknya sang plegmatis adalah orang yang simple, tidak mau melibatkan diri pada konflik bahkan konflik dalam dirinya sendiri atau hanya ingn mudahnya saja “kalau ada yang mudah buat apa dipersulit”. Sering kali mereka menunda-nunda dalam mengabil harus dicambuki dulu dapat mengambil keputusan hehee, apalagi sifat males dan tidak bersemangatnya yang tidak sang plegmatis selain males, sering menunda-nunda dan ambil enaknya saja, mereka juga kikir, penakut dan sedikit dari Sifat Manusia, PlegmatisBaik hati dan simpatik dan lebih banyak menyembunyikan emosiPendengar yang baik, seimbang, dan sabarTenang, teguh, santai, dan mudah bergaulBijaksana dan tidak banyak bicaraMudah diajak baikan dan akurIngin semuanya terorganisasi dan jago di bidang administrasiSuka memperhatikan dan mengawasiTidak suka menyinggung perasaan orang lain dan menyenangkanSelalu berusaha mendapatkan cara termudahMemiliki rasa humor yang tinggiTetap baik walaupun di bawah tekananPeduliSeorang penengah masalah yg baikKekurangan dari Sifat Manusia, PlegmatisKeras kepala dan susah kompromi saat merasa benarSering khawatir dan takutKurang antusias terhadap kegiatan baru, terutama terhadap perubahanHumor garing dan mengejek dengan kata sarkatisSuka menghindari konflik atau tanggung jawabSusah bergerak dan kurang memotivasi diri sendiriTerlalu pendiam dan pemaluMenunda-nunda pekerjaan/menggantungkan menekankan pada tujuanTidak suka didesak-desakLebih senang menjadi penonton daripada pemeran/terlibatGambar via thestaffingstream[dot]comItulah pembahasan tentang 4 sifat manusia dari Kamu termasuk yang mana sahabat? Sekarang kalian sudah tahun kan sifat dari masing-masing diri kalian sendiri. Mungkin kalian juga mengetahui sahabat dekat kalian termasuk yang mana. Sehingga kalian bisa menentukan apa yang harus dilakukan apabila bertemuu dengan orang-orang yang memiliki 4 karakter manusia seperti di atas. Semoga bermanfaat yaa berkomentar atau request apabila dirasa ada yang masih kurang dan perlu Kasih
Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda. Tentu hal ini merupakan fitrah dari Allah SWT. tidak ada yang sama, termasuk dalam hal hubungan mereka dengan sesama perbedaan itu bukanlah suatu masalah jika memiliki hati yang baik dan takwa, tentunya tidak hanya secara vertikal, yakni antara manusia dengan Sang Pencipta, tetapi juga secara horizontal, yakni antara manusia dengan manusia yang al-Ghazali, dalam kitab Bidâyatul Hidâyah menjelaskan bahwa ada tiga kategori golongan manusia, dilihat dari cara mereka bergaul dan bersosialisasi dengan sesama menyebutkan bahwa dalam hubungan sesamanya, manusia terbagi menjadi tiga manusia yang tergolong dalam derajat yang mulia sebagaimana derajatnya para Imam al-Ghazali, orang-orang yang termasuk dalam kategori ini senantiasa berbuat baik dengan sesama manusia, tidak hanya berbuat baik, mereka juga senantiasa memberikan kebahagian kepada sesama. Tidak hobi menyakiti orang lain, juga tidak suka berperilaku menyimpang kepada orang manusia seperti inilah yang disebut Imam al-Ghazali sebagai golongan yang termasuk “Manzilatul kirâm al-bararah minal malâikah”, yakni golongan manusia yang sikapnya setara dengan golongan malaikat yang manusia yang setara dan sederajat dengan hewan dan benda-benda mati. Oleh al-Ghazali disebut setara dengan hewan dan benda mati, karena keberadaannya tidak memberikan dampak dan manfaat bagi orang lain, tetapi malah memberikan madharat dan bahaya bagi orang benda-benda mati, ia hanya stagnan, tidak bergerak, dan pula tidak memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia yang golongan yang terakhir adalah golongan yang sama dengan golongan hewan-hewan buas, seperti ular, kalajengking dan hewan-hewan berbahaya yang penulis Ihyâ’ Ulûmiddin ini, manusia yang termasuk golongan ini menjadi momok bagi manusia lain. Tidak ada kebaikan yang bisa diharapkan, dampak bahayanya sangat atau tidak, dalam kehidupan bermasyarakat, pasti kita temukan orang-orang yang seperti ini, baik golongan pertama kedua maupun ketiga. Imam al-Ghazali menyarankan agar kita bergaul dan berinteraksi dengan golongan yang pertama, agar kita tidak mendapatkan al-Ghazali juga menyarankan agar kita senantiasa berusaha untuk menjadi bagian kelompok pertama. Jika kita tidak mampu, berusahalah agar tidak menjadi golongan kedua maupun a’ ini sebelumnya telah dimuat di NU Online.
Berbicara mengenai manusia, Imam AL-Ghazali membaginya menjadi empat golongan. Apa saja itu? Baik. Mari kita simak uraian di bawah ini Pertama, Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri Seseorang yang Tahu berilmu, dan dia Tahu kalau dirinya Tahu. Tanpa bermaksud menghujat yang lain, manusia jenis atau golongan ini merupakan golongan manusia yang paling baik. Sebab, orang yang tahu bahwa dirinya mengetahui merupakan perilaku orang pintar, memiliki kemapanan ilmu. Dan dia mengetahui bahwa ilmu yang didapat harus benar-benar dimanfaatkan untuk umat. Jika menyebut suatu golongan yang terdapat dalam masyarakat Indonesia, makia ulama dan para kyai termasuk golongan ini. Tentu ulama di sini bukan sekedar orang yang memakai sorban dan memiliki jenggot. Sekali lagi, bukan! Akan tetapi benar-benar ulama, yang memiliki kedalaman pengetahuan ilmu dan ilmu ini benar-benar menjadikannya dekat dan takut kepada Allah serta mengajarkan kebaikan, menentang permusuhan. Terhadap golongan pertama ini, kita harus mengikuti, menghormati,dan meneladaninya dalam kehidupan sosial, politik, agama dan lainnya. Kedua, Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri Seseorang yang Tahu berilmu, tapi dia Tidak Tahu kalau dirinya Tahu. Golongan kedua ini sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Bahwa orang ini sebenarnya memiliki potensi atau kemapanan ilmu, akan tetapi tidak menyadari atau mengoptimalkannya untuk keperluan umat. Sehingga, orang pada golongan ini dianalogikan bak “macan tidur”. Ketiga, Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri orang yang tidak tahu dan mengetahui bahwa ia tidak tahu. Secara singkat dan sederhana, golongan manusia ketiga ini adalah mereka yang sedang dalam proses mencari ilmu. Artinya, mencari ilmu orang disini lebih kepada berangkat dari sesuatu yang tidak diketahui akan tetapi ia berusaha keras untuk mengetahuinya. Menurut Imam Ghazali, jenis manusia ini masih tergolong baik. Sebab, ini jenis manusia yang bisa menyadari kekurangannnya. Jadi, golongan ini bisa dikatakan belum memiliki kapasitas ilmu yang memadai, akan tetapi dia tahu dan menyadari fakta tersebut sehingga ia berusaha keras untuk belajar dan mengejar ketertinggalan. Keempat, Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri orang yang tidak tahu dan tidak mengetahui bahwa ia tidak tahu. Alfandi dalam Ihya Ulumuddin; Filsafat Ilmu dan Kesucian Hati di Bidang Insan dan Lisan, mengatakan bahwa jenis manusia keempat ini paling buruk, jika tidak mau menggunakan kata “bodoh”. Celakanya, model manusia seperti ini susah diingatkan, ngeyelan, selalu merasa tahu, memiliki ilmu, berhak menjawab semua persoalan, padahal ia tidak mengetahui apa-apa. Sehingga, kita dapat mengatakan kepada manusia golongan terakhir ini bahwa apa yang ia ucapkan lebih banyak menyesatkan karena tidak memiliki landasan keilmuan yang jelas dan mapan.
4 sifat manusia menurut imam ghazali